Ulasan WPJKT#49: Cara Praktis NGO Go Digital dengan WordPress

Sabtu, 26 April 2025, komunitas WordPress Jakarta kembali mengadakan meetup seru di Ruang Belajar Alex Tilaar, Menteng. Kali ini, tema yang diangkat sangat relevan untuk organisasi nirlaba: “Cara Praktis NGO Go Digital dengan WordPress”. Acara yang dimulai pukul 15.00 WIB ini menghadirkan Mas Ghasali Muhammad Elba, Sekretaris Yayasan RIS (Respek Indonesia Siaga – https://ris.or.id/), yang berbagi tips menarik tentang memanfaatkan WordPress untuk memperkuat digital presence NGO.

Acara ini turut didukung oleh Biznet GioCloud dan Jagoan Hosting sebagai bentuk kontribusi kepada komunitas WordPress di Jakarta.

NGO Level Up dengan Website

Mas Ghasali menekankan bahwa memiliki website adalah langkah awal untuk “naik kelas” sebagai NGO. Di era digital seperti sekarang, website bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan kebutuhan dasar untuk memperluas jangkauan dan kredibilitas organisasi.

Dengan website, NGO bisa lebih mudah memperkenalkan program kerja, mempromosikan kegiatan, hingga menarik donatur potensial. Bahkan, beberapa lembaga donor kini lebih terbuka menerima permohonan dana secara digital. “Banyak lembaga donor yang sekarang lebih responsif jika NGO punya website profesional,” ungkap Mas Ghasali.

Tak hanya itu, memiliki website juga membuka akses ke berbagai sumber daya gratis seperti hosting khusus atau software pendukung. Namun, syaratnya jelas: NGO harus terdaftar resmi di Kemenkumham dan tentunya memiliki website sebagai identitas digital. “Ini seperti paket komplit—legalitas plus digital presence,” tambahnya.

Dengan begitu, website bukan sekadar tampilan online, melainkan pintu gerbang untuk mendapatkan lebih banyak peluang dan kemudahan dalam menjalankan program sosial.

Bikin Website 0 Rupiah? Bisa!

Siapa bilang bikin website harus mahal? Mas Ghasali membagikan pengalamannya membangun website tanpa keluar biaya sepeser pun. Caranya? Manfaatkan domain dan hosting gratis dari penyedia lokal atau program khusus NGO. Ia juga menyarankan untuk memulai dengan fitur dasar WordPress sebelum memikirkan plugin premium. “Yang penting kontennya jalan dulu, tampilan bisa disempurnakan perlahan,” tambahnya sambil tersenyum.

Q&A Seru: Dari Domain .Ponpes sampai Masalah Plugin

Sesi tanya jawab berlangsung interaktif. Salah satu pertanyaan menarik adalah tentang domain ekstensi khusus seperti .ponpes untuk pesantren. Mas Ghasali menjelaskan bahwa ekstensi khusus bisa meningkatkan kredibilitas, tetapi yang terpenting adalah kontennya relevan. Ada juga diskusi tentang apakah kegiatan sosial wajib didaftarkan—jawabannya, tidak selalu, tetapi legalitas akan memudahkan akses ke sumber pendanaan.

Website NGO Crash? Hati-hati dengan Plugin!

Peserta lain menanyakan masalah teknis, seperti website yang tiba-tiba error karena plugin tidak resmi. Di sini, Mas Ghasali mengingatkan untuk selalu menggunakan plugin dari sumber terpercaya (direkomendasikan WordPress.org) atau memanfaatkan Site Editor bawaan WordPress. “Kalau bisa tanpa plugin tambahan, kenapa tidak? Lebih aman dan hemat,” ujarnya.

Satu Website untuk Semua Kegiatan?

Pertanyaan terakhir yang menggelitik: “Lebih baik banyak website atau satu website untuk banyak kegiatan?”. Jawabannya? Tergantung kebutuhan! Jika program NGO sangat beragam, bisa menggunakan multisite atau kategori yang rapi di satu website. Namun, bagi NGO kecil, satu website dengan konten terstruktur biasanya lebih mudah dikelola.

Penutup: Semangat Berdigitalisasi!

Acara ditutup dengan pembagian slide presentasi dan janji untuk meetup selanjutnya. Peserta pulang dengan semangat baru untuk mendigitalisasi NGO mereka—tanpa perlu takut mahal atau ribet. Bagi yang penasaran, slide presentasinya bisa diakses di sini. Sampai jumpa di meetup Jakarta berikutnya!

Artikel ini ditulis berdasarkan rangkuman acara WordPress Meetup Jakarta, 26 April 2025.

Ingin ikut acara seru lainnya? Pantau terus WordPress Jakarta dengan bergabung di platform Meetup WordPress Jakarta!

Tinggalkan Balasan