5 strategi sederhana dalam mengaktifkan WordPress Meetup Tegal

Data dari W3Techs per 3 Agustus 2022, 43% dari seluruh website di dunia dibuat menggunakan WordPress. WordPress benar-benar sudah mengglobal. Sehingga tidak sulit untuk menemukan pengguna WordPress di berbagai daerah di Indonesia. Dari hasil research manual dengan mesin pencari Google, ada lebih dari 55 situs WordPress di Tegal. Daftarnya dapat dilihat di tautan berikut.

Berdasarkan data tersebut, maka dapat diasumsikan pengguna WordPress di Tegal mungkin belum begitu banyak, namun sudah pasti ada. Maka saya optimis untuk memulai WordPress Meetup Tegal dan sudah aktif sejak pertengahan bulan April 2022. Proses pendaftarannya sudah saya tulis di blog wp-id.org.

Setelah Meetup chapter Tegal aktif, ada tantangan tersendiri dalam mengadakan event. Saya lakukan beberapa strategi berikut untuk mengatasi tantangan yang ada.

#1. Promosi offline 

Sudah ada beberapa grup khusus WordPress di media sosial dengan anggota yang banyak dari berbagai daerah di Indonesia. Meski begitu, saya lebih suka melakukan promosi offline. 

Saya kunjungi beberapa tempat di mana anak mudah biasa berkumpul, di kafe maupun co-working space di Slawi. Saya ajak ngobrol orang saya temui tentang WordPress. Saya sodorkan sebuah stiker yang saya desain sendiri untuk memudahkan dalam membuka obrolan.

Rata-rata orang yang saya temui pernah mendengar WordPress. Saya jelaskan kepada mereka apa itu WordPress, open source, komunitas WordPress, dan WordPress Meetup.

Selesai obrolan saya tinggalkan stiker kepada mereka. Saya sisakan satu stiker lainnya untuk ditempel di tempat yang representatif yang sudah diperbolehkan oleh pemilik tempat.

Promosi offline saya lakukan karena untuk menarik minat orang untuk bergabung di grup WordPress Meetup Tegal secara organik.

Selain stiker, saya juga tempatkan sebuah X-banner di Trasa Co-Working Space Slawi. Terima kasih kepada pengelola co-working yang sudah membolehkannya. Di X-banner saya cantumkan jadwal tetap supaya mudah diingat dan tanpa perlu koordinasi jadwal (yang menyita waktu) dengan pemilik tempat sebelum kegiatan diadakan.

#2. Research topik meetup

Saya seorang pendatang di Tegal. Saya tinggal di sini sejak 2018 bulan ke-7. Idealnya organizer WordPress Meetup mengundang seorang pembicara untuk mengisi kegiatan. Namun hal tersebut belum saya lakukan untuk event perdana karena jaringan pertemanan offline saya masih minim. 

Sehingga saya punya kerja ganda. Saya mengorganize sekaligus mengisi kegiatan. Sebelum memulai menjadwalkan meetup, saya research terlebih dahulu topik-topik yang mungkin dapat saya kuasai. Saya buka https://www.meetup.com/pro/wordpress/ untuk mencari topik-topik yang sudah pernah dibahas sebelumnya di meetup dari berbagai tempat. Selain itu, WordPress.tv juga menyediakan beberapa inspirasi topik yang menarik.

#3. Pilih topik yang sesuai dengan kebutuhan setempat

Saya lakukan metode “manjing ing kahanan” (Bahasa Jawa) artinya berintegrasi dengan suatu keadaan. Saya pilih topik yang sesuai (relate) dengan kebutuhan masyarakat sekitar. Misalnya:

  • Topik umum: Membuat Situs Web dengan WordPress
  • Topik yang disesuaikan: Membangun Sales Funnel dengan WordPress

Proses pemilihan dan penulisan topik sangat penting. Karena topik adalah yang paling pertama dibaca di pengumuman yang dikirimkan dengan sebuah poster ke media sosial.

#4. Tidak perlu ekspektasi tinggi

Meetup WordPress dikelola dan dikerjakan oleh volunteer. Tidak ada organiser yang mendapatkan bayaran. Namun mereka rela meluangkan waktu dan tenaga untuk berkontribusi mengembangkan komunitas WordPress melalui kegiatan meetup. 

Dikutip dari P2 Make WordPress Communities, WordPress Meetup adalah kegiatan dari sekelompok orang (minimal 2 individu) yang diselenggarakan secara lokal. Disini jelas sekali bahwa organiser tidak dibebani untuk mengumpulkan orang banyak. Tampaknya WordPress Foundation telah menyiapkan standar minimal yang tidak membebani volunteer dalam mengelola dan menjalankan meetup.

Penting sekali untuk mengikuti standar minimal yang telah disediakan ini. Supaya saya sebagai organizer dapat dengan mudah mengadakan WordPress Meetup Tegal. Hingga saat ini saya masih tidak mempunyai ekspektasi tinggi terhadap jumlah peserta yang hadir. Meski begitu saya bersiap jika kedepannya peserta kegiatan bertambah banyak.

#5. Metode belajar bareng di Meetup WordPress

Format kegiatan WordPress Meetup dapat berupa:

  • presentasi,
  • hackathon,
  • gathering,
  • workshop,
  • co-working,
  • layanan bantuan untuk pengguna WordPress,
  • contributor sprint, dll.

Saat ini saya cenderung menyukai format gathering (kumpul-kumpul) dan diisi belajar/diskusi bareng. Menurut saya gathering sangat cocok untuk Meetup chapter yang baru aktif dan belum ada rekan pembicara yang dapat mengisi kegiatan. 

Meski terkesan sangat sederhana dan mudah dijalankan. Gathering yang diisi dengan belajar/diskusi bareng ada nilai plusnya tersendiri. Dalam proses diskusi biasanya ada interaksi antar peserta. Sehingga kegiatan berlangsung santai dan akrab – bondingnya dapet. Sebelum memulai diskusi, biasanya saya meminta  peserta untuk memperkenalkan diri masing-masing.


Demikianlah strategi yang saya lakukan untuk mengaktifkan WordPress Meetup Tegal. Bagaimana dengan strategi Anda?

N.B.: Artikel berikut kali pertama terbit di blog kharis.risbl[dot]com

Tinggalkan Balasan