Headless CMS adalah CMS yang hanya digunakan sebagai backend saja dan bertujuan agar dapat diakses melalui API (seperti REST atau GraphQL). Akhirnya, frontend developer memiliki kebebasan untuk membangun template sebanyak yang diinginkan, tanpa memedulikan perangkat yang ingin ditargetkan karena pengambilan konten untuk setiap perangkat Headless CMS akan merespon panggilan API.
Di kulgram PerempuanWP #7 , kita akan berdiskusi tentang cara memanfaatkan WordPress sebagai Headless CMS dan insight baru dari penggunaan Headless CMS dalam membangun sebuah situs web.
Kapan akan dilaksanakan?
Minggu, 22 Maret 2020
19.30 – 22.00 WIB
Siapa pembawa materinya?
Adrianti Rusli atau yang biasa dipanggil ‘Adrin’ adalah seorang Frontend Engineer di JYSK Group, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang R&D, manufaktur dan distribusi skincare yang berbasis di Singapura. Selain bekerja sebagai Frontend Engineer, Adrin juga aktif berkontribusi di komunitas web di Indonesia termasuk komunitas WordPress Indonesia.
Kenapa Headless CMS?
Pada CMS tradisional seperti WordPress, pengguna membuat dan mengedit konten mereka melalui perangkat seperti editor HTML dan menyimpannya ke dalam basis data. CMS kemudian menampilkan konten sesuai dengan lapisan pengiriman frontend yang dibangun ke dalam CMS.
Dari sisi performa, halaman atau aplikasi web yang lambat dapat membunuh konversi. Karena alasan tersebut, banyak bisnis mencoba meningkatkan kinerja, yang sering kali menjadi alasan lain untuk mempertimbangkan penggunaan Headless CMS.
Kendala dari CMS tradisional adalah waktu yang dibutuhkan saat memuat halaman. Menggunakan Headless CMS dan menampilkan konten sebagai aplikasi React pada klien, misalnya, dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik daripada menggunakan WordPress sebagai CMS tradisional.
Jadi, jangan sampai ketinggalan kesempatan belajar bersama Kulgram#7 PerempuanWP! Segera bergabung di Telegram Perempuan WP dan ajak teman-teman perempuan lain! Untuk informasi lebih lanjut hubungi @aulia-savira dan @devin-maeztri.